Penyakit Alzheimer, kelainan otak progresif yang memengaruhi ingatan, pemikiran, dan perilaku, merupakan masalah kesehatan yang berkembang di seluruh dunia. Seiring bertambahnya usia populasi global, menemukan cara efektif untuk mencegah atau memperlambat timbulnya Alzheimer telah menjadi prioritas utama bagi para peneliti dan profesional kesehatan. Dalam terobosan baru-baru ini, para ilmuwan telah menemukan bahwa mengonsumsi tempe, produk kedelai fermentasi tradisional Indonesia, mungkin memiliki manfaat yang signifikan dalam mencegah penurunan kognitif yang terkait dengan penyakit Alzheimer.
BACA JUGA : Mau buka bisnis tetapi uangnya belum cukup untuk modal??? Tenang saja mainkan uang anda di Okeplay777 agar bisa berlipatganda dan anda bisa mengumpulkan modal untuk membuka bisnis impian anda

Studi yang dilakukan oleh tim peneliti dari Universitas Indonesia dan diterbitkan dalam Journal of Nutrition and Aging ini mengeksplorasi potensi efek perlindungan tempe terhadap penyakit Alzheimer. Tempe dibuat dengan cara memfermentasi kedelai yang telah dimasak dengan sejenis jamur bernama Rhizopus oligosporus, sehingga menghasilkan produk mirip kue yang kaya akan protein, serat, dan berbagai nutrisi. Tempe telah menjadi makanan pokok di Indonesia selama berabad-abad dan dikenal dengan rasa dan teksturnya yang unik.
Tim peneliti melakukan percobaan pada tikus yang dimodifikasi secara genetik untuk menunjukkan gejala penyakit Alzheimer. Tikus dibagi menjadi dua kelompok, satu kelompok diberi makanan biasa dan kelompok lain diberi makanan yang termasuk tempe. Tikus dipantau selama beberapa bulan, dan fungsi kognitif serta kesehatan otak mereka dinilai melalui berbagai tes dan pengukuran.
Hasil penelitian itu menjanjikan. Tikus yang diberi makanan yang termasuk tempe menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam fungsi kognitif mereka dibandingkan dengan tikus yang diberi makanan biasa. Mereka tampil lebih baik dalam memori dan tugas belajar, dan jaringan otak mereka menunjukkan lebih sedikit tanda peradangan dan stres oksidatif, yang dikenal sebagai faktor risiko penyakit Alzheimer. Para peneliti menyimpulkan bahwa mengonsumsi tempe mungkin memiliki efek perlindungan terhadap penyakit Alzheimer dan penurunan kognitif.
Efek menguntungkan tempe pada kesehatan otak dapat dikaitkan dengan profil nutrisinya yang unik. Tempe merupakan sumber protein yang kaya, mengandung semua asam amino esensial yang penting untuk fungsi otak. Ini juga tinggi serat, yang telah terbukti mendukung kesehatan usus dan mungkin memiliki manfaat tidak langsung pada kesehatan otak melalui sumbu usus-otak. Tempe juga merupakan sumber antioksidan yang baik, yang dapat membantu menetralkan radikal bebas berbahaya di otak dan mengurangi peradangan.
Komponen kunci lain dari tempe yang dapat berkontribusi pada efek perlindungannya terhadap penyakit Alzheimer adalah kandungan isoflavonnya yang tinggi, yang merupakan senyawa alami yang ditemukan dalam kedelai. Isoflavon telah terbukti memiliki sifat antioksidan dan anti-inflamasi, dan beberapa penelitian menunjukkan bahwa mereka mungkin memiliki efek pelindung saraf dan membantu meningkatkan fungsi kognitif. Proses fermentasi yang digunakan untuk menghasilkan tempe telah terbukti meningkatkan bioavailabilitas isoflavon sehingga lebih mudah diserap dan dimanfaatkan oleh tubuh.
Temuan penelitian ini memiliki implikasi penting untuk pencegahan dan pengelolaan penyakit Alzheimer. Saat ini, tidak ada obat untuk penyakit Alzheimer, dan perawatan yang tersedia hanya meredakan gejala secara terbatas. Oleh karena itu, mengidentifikasi tindakan pencegahan yang efektif, seperti intervensi diet, sangat penting dalam mengurangi risiko pengembangan Alzheimer dan meningkatkan kesehatan otak pada populasi yang menua.
Memasukkan tempe ke dalam makanan mungkin merupakan cara sederhana dan terjangkau untuk mendukung kesehatan otak dan mengurangi risiko penyakit Alzheimer. Tempe banyak tersedia di banyak negara dan dapat dengan mudah dimasukkan ke dalam berbagai hidangan, seperti tumis, salad, dan sup. Ini juga merupakan pengganti daging yang populer bagi mereka yang mengikuti pola makan nabati atau vegetarian, menjadikannya tambahan makanan yang serbaguna dan bergizi.